Anda penggemar Motif Dayak? Jika jawaban anda "YA" saya telah menyiapkan berbagai gambar Motif Dayak.
Motif Dayak– Motif dayak pada dasarnya merupakan
kombinasi antara suatu pola dasar yang mempunyai makna masing-masing,
kemudian di kreasikan dalam berbagai perpaduan beberapa motif dasar
sehingga menjadi satu kesatuan dengan rangkaian makna yang berarti.
Sebenarnya
motif dayak memiliki ciri khas yang hampir sama di seluruh wilayah
Kalimantan. Baik itu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Motif burung enggang adalah motif yang sering digunakan dalam kegiatan seni suku dayak. Motif ini juga merupakan ciri-ciri pembeda dari kesenian lainnya yang ada di Indonesia. Motif burung enggang dapat kombinasikan dengan motif naga dan sulur atau akar-akaran.
Burung enggang dan naga merupakan simbol penguasa alam. Mahatala atau Pohotara adalah penguasa alam atas yang disimbolkan sebagai burung enggang gading.
Menurut kepercayaan suku dayak, Mahatala atau Pohotara ini merupakan jelmaan dari panglima burung yang datang pada saat peperangan. Oleh sebab itu simbol ini adalah simbol yang paling dominan dalam ukiran dan motif suku dayak.
Sedangkan motif naga banyak digunakan dalam gambaran seni suku dayak. Menurut masyarakat adat, naga yang dikenal dengan nama Jata atau Juata dianggap sebagai simbol penguasa alam bawah.
Motif lainnya adalah motif anjing yang biasa di ukirkan pada lukisan tentang pengenalan kehidupan masyarakat suku dayak. Dalam cerita rakyat suku dayak, anjing adalah binatang jelmaan dewa yang di usir dari kayangan dan diturunkan ke bumi untuk menjaga manusia.
Motif ini bisa dilihat pada motif pohon kehidupan masyarakat suku dayak. Pada dasarnya suku dayak membuat motif anjing sebagai rasa syukur atau terimakasih kepada para hewan peliharaan mereka yang selalu menjaga dan menemani mereka pada saat berburu serta selalu setia kepada pemiliknya.
Motif burung enggang adalah motif yang sering digunakan dalam kegiatan seni suku dayak. Motif ini juga merupakan ciri-ciri pembeda dari kesenian lainnya yang ada di Indonesia. Motif burung enggang dapat kombinasikan dengan motif naga dan sulur atau akar-akaran.
Burung enggang dan naga merupakan simbol penguasa alam. Mahatala atau Pohotara adalah penguasa alam atas yang disimbolkan sebagai burung enggang gading.
Menurut kepercayaan suku dayak, Mahatala atau Pohotara ini merupakan jelmaan dari panglima burung yang datang pada saat peperangan. Oleh sebab itu simbol ini adalah simbol yang paling dominan dalam ukiran dan motif suku dayak.
Sedangkan motif naga banyak digunakan dalam gambaran seni suku dayak. Menurut masyarakat adat, naga yang dikenal dengan nama Jata atau Juata dianggap sebagai simbol penguasa alam bawah.
Motif lainnya adalah motif anjing yang biasa di ukirkan pada lukisan tentang pengenalan kehidupan masyarakat suku dayak. Dalam cerita rakyat suku dayak, anjing adalah binatang jelmaan dewa yang di usir dari kayangan dan diturunkan ke bumi untuk menjaga manusia.
Motif ini bisa dilihat pada motif pohon kehidupan masyarakat suku dayak. Pada dasarnya suku dayak membuat motif anjing sebagai rasa syukur atau terimakasih kepada para hewan peliharaan mereka yang selalu menjaga dan menemani mereka pada saat berburu serta selalu setia kepada pemiliknya.
ya
BalasHapus